Latar Belakang : Stroke disebabkan karena kekurangan oksigen ketika aliran darah ke otak hllang oleh pecahnya arteri di dalam otak. Disfagia merupakan kesulitan dalam melalui proses menelan makanan atau cairan yang dapat menyebabkan pneumonia aspirasi yaitu inflmasi pada paru yang disebabkan oleh virus, jamur dan bakteri.
Latar Belakang : Pasien stroke merupakan kelompok risiko tinggi terhadap kejadian aspirasi, baik akibat penurunan kesadaran maupun gangguan menelan. Perawat berperan penting dalam mencegah terjadinya aspirasi pada pasien stroke yaitu dengan intervensi suction tidak lebih dari 15 detik. Kesimpulan : Intervensi suction dapat menurunkan resiko komplikasi pada pasien stroke dengan risiko aspirasi.
Latar Belakang : Disatria merupakan salah satu komplikasi stroke disebabkan gangguan pada kontrol motorik yang mempengaruhi berbagai subsistem bicara. Dampak disatria yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan depresi pada klien. Salah satu intervensi yang diberikan yaitu terapi wicara LSVT Loud.
Latar Belakang : CVA Non Hemoragic adalah penyakit akibat trersumbatnya pembuluh darah keotak yang menyebabkan kerusakan atau kematian otak. Tanda gejala CVA Non Hemoragic kelemahan otot dan gangguan bicara. CVA Non Hemoragic mengakibatkan konstipasi. Kelemahan otot menyebabkan pasien immobilisasi, peristaltik usus mengalami penurunan yang mengakibatkan pasien konstipasi.
Latar Belakang : Stroke adalah terjadinya penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Salah satu gangguan klinis dari stroke adalah afasia. Afasia merupakan gangguan interprestasi dan formulasi simbol bahasa yang disebabkan oleh cidera otak atau proses patologik stroke. Masalah keperawatan yang muncul salah satunya adalah gangguan komunikasi verbal. Intervensi keperawatan sesuai SIKI yang dapat d…
Latar Belakang : Angka penderitas stroke di Amerika setiap tahunnya adalah 50-100 dari 100.000 orang penderita (AHA, 2019). Stroke menimbulkan banyak tanda dan gejala, di antaranya penurunan kesadaran, penurunan kekuatan otot anggota gerak, wajah perot, gangguan bicara, dan gangguan menelan atau disfaghia. Resiko infeksi menjadi masalah keperawatan yang muncul pada pasien stroke dengan kasus di…
Latar Belakang : CVA Non Hemoragic dapat menyebabkan saraf nervus X terganggu sehingga mengakibatkan gangguan menelan. Gangguan menelan pasien stroke menyebabkan bertambahnya hasil garam negative di sel muklosa, bila tidak dilakukan perawatan oral hygiene dapat mendorong terjadinya infeksi rongga mulut. Intervensi yang dapat dilakukan adalah perawatan mulut menggunakan chlorhexidine.
Latar Belakang : Stroke merupakan suatu keadaan darurat akibat iskemia atau perdarahan otak yang dapat menimbulkan gejala sisa neurologis, khususnya gangguan menelan dan penurunan refleks batuk, sehingga dapat meningkatkan jumlah sputum, sehingga menyebabkan tidak efektifnya bersihan jalan napas dan gangguan oksigenasi. Hal ini dapat diperbaiki dengan fisioterapi pernapasan.